“Guru yang baik bukan
hanya harus memahami apa yang akan diajarkan (what to teach), tetapi juga harus paham bagaimana cara
mengajarkannya (how to teach)”.
(Totoh Santosa, Kepala
LPMP Jawa Barat)
Bekerja sebagai guru merupakan wujud ibadah. Bekerja sebagai guru adalah
panggilan jiwa, bukan panggilan harta. Bekerja sebagai guru harus sepenuh hati,
bukan sepenuh gaji. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An Naba ayat 11 yang
mengungkapkan bahwa, “Kami telah membuat
waktu siang untuk mengusahakan kehidupan (bekerja)”. Ayat tersebut
mengungkapkan bahwasannya mengusahakan kehidupan seperti meningkatkan kualitas
hidup, mengembangkan diri, berkarya, berinovasi sangat dianjurkan Allah, selama
hal tersebut dilakukan semata-mata untuk mengharap ridha Allah SWT.
Berkaitan dengan bekerja sebagai nilai ibadah, Abdurrahman Yuri (2015)
mengidentifikasi setidaknya bekerja memiliki beberapa nilai kebaikan, antara
lain:
- Bekerja merupakan amal shalih
- Bekerja membangun citra diri
- Bekerja merupakan jalan silaturahmi
- Bekerja menambah ilmu, wawasan dan pengalaman
- Bekerja menjadi jalan manfaat bagi manusia
Hubungannya dengan etos kerja seorang guru, menurut Undang-undang No. 14
Tahun 2005 diungkapkan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional, dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dengan demikian dalam prakteknya,
bekerja sebagai guru membutuhkan pengabdian yang tulus, ikhlas dan
sungguh-sungguh, karena guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, melainkan pula
sebagai pendidik yang melakukan transfer
of values. Selain itu pula, guru merupakan pembimbing yang senantiasa
memberikan arahan dan tuntunan bagi peserta didik dalam belajar. Guru menurut
Totoh Santosa dalam Idris Apandi (2015) mengemukakan bahwa, “Guru yang baik
bukan hanya harus memahami apa yang akan diajarkan (what to teach), tetapi juga harus paham bagaimana cara
mengajarkannya (how to teach)”.
Apa yang dimaksud dengan Guru 5
As?
Sumber: http://s54.photobucket.com/user/kotakgambar/media/kartu/kartu-dadu-6.jpg.html
Guru 5 As adalah guru yang senantiasa mengembangkan etos kerja 5 As,
meliputi:
1.Kerja keras
2.Kerja cerdas
3.Kerja kualitas
4.Kerja tuntas
5.Kerja ikhlas
Kerja keras
Kerja keras merupakan kunci utama kesuksesan dan profesionalisme. Tidak
ada prestasi tanpa adanya kerja keras, dan tidak ada sesuatu yang dapat
menggantikan kerja keras. Secara sederhana dirumuskan dalam sebuah klausa,
“kerja keras rezeki deras, kerja malas rezeki bablas”. Thomas Alva Edison,
seorang ilmuwan penemu bola lampu mengungkapkan bahwa, “genius is one percent inspiration and ninety nine percent perspiration”(untuk
menjadi jenius dibutuhkan satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan
persen kerja keras.
Dalam kaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru, kerja keras sangat
dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kinerja dan kompetensi guru yang terdiri
atas kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesionalisme. Kerja keras dilakukan dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal melalui implementasi model, metode, media dan teknik
evaluasi dalam pembelajaran.
Kerja cerdas
Etos kerja yang kedua adalah kerja cerdas. Profesi guru sangat identik
dengan kerja cerdas, karena profesi guru senantiasa harus memiliki keahlian
tertentu dan selalu berupaya meningkatkan kompetensi secara berkesinambungan
dengan berfokus pada aktivitas edukatif dan ilmiah.
Menurut Abdurrahman Yuri (2015) kunci kerja cerdas adalah, “bisa baca
dan bisa tanya”. Bisa baca artinya dapat membaca pesan secara tekstual dan
mengamati serta menganalisis secara kontekstual dari kegiatan mengeksplorasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan bisa tanya artinya mampu mengajukan 5
W + 1 H (what, who, when, where, why dan how) dari suatu peristiwa atau fenomena, serta menganalisis
jawabannya.
Dalam kaitannya dengan profesi guru, kerja cerdas implementasinya adalah
mengembangkan scientific approach
yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (5M) dari
setiap fenomena kehidupan yang ditinjau dari sisi teoritis dan empiris.
Kerja kualitas
Kerja kualitas adalah etos kerja yang berlandaskan pada mutu proses dan
hasil. Artinya pekerjaan dilakukan dengan proses yang baik dengan hasil yang
baik pula. Segala sesuatu dikerjakan secara totalitas, serius dan
sungguh-sungguh. Prinsip dasar kerja kualitas diungkapkan dalam sabda
Rasulullah SAW:
1. Hari ini lebih buruk dari hari kemarin = celaka
2. Hari ini sama dengan hari kemarin = rugi
3. Hari ini lebih baik dari hari kemarin = beruntung
Dalam kaitannya dengan profesi guru, kerja kualitas implementasinya
adalah adanya up grading,
pengembangan diri seorang guru untuk terus menerus meningkatkan kualitas
perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Dengan peningkatan mutu kinerja guru, akan berdampak pada
kualitas hasil belajar peserta didik.
Kerja tuntas
Etos kerja tuntas pada prinsipnya selesaikan semua pekerjaan. Artinya
dalam bekerja hendaknya fokus terhadap suatu pekerjaan, jika satu pekerjaan
telah selesai baru kerjakan pekerjaan yang lain. Apabila kita berani untuk
mengawali suatu pekerjaan, maka harus berani pula mengakhiri suatu pekerjaan.
Kunci kerja tuntas adalah manajemen waktu dan target penyelesaiannya.
Dalam kaitannya dengan profesi guru, implementasi kerja tuntas adalah
mampu mengatur, memanfaatkan serta mengontrol waktu penyelesaian suatu
pekerjaan baik dari sisi proses pembelajaran, sisi administrasi pembelajaran,
pengembangan diri maupun organisasi profesi, sehingga dalam setiap pekerjaan
terdapat time frame (batas waktu)
yang terencana dan sistematis.
Kerja ikhlas
Dari semua prinsip kerja 5 As, kerja ikhlas merupakan ruh yang menjiwai
aktivitas lainnya. Hendaknya dalam setiap pelaksanaan pekerjaan dilandasi oleh
niat yang baik penuh tanggung jawab dan keikhlasan. Yakini dalam diri
bahwasannya keikhlasan memiliki nilai-nilai kebaikan, antara lain:
1. Keikhlasan adalah kekuatan
2. Keikhlasan adalah kecerdasan
3. Keikhlasan adalah kebahagiaan
4. Keikhlasan adalah kecukupan
5. Keikhlasan adalah kesehatan
6. Keikhlasan adalah kesuksesan
7. Keikhlasan adalah keselamatan
Kunci kerja ikhlas adalah tidak pernah membicarakan kebaikan yang pernah
kita lakukan, terkecuali dengan niat untuk memotivasi pekerja yang lain. Dalam
kerja ikhlas, sikap yang dihindari adalah susah melihat orang lain senang dan
senang melihat orang lain susah.
Guru yang ikhlas senantiasa mengabdikan diri tanpa pamrih, berniat untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi yang kuat, demi kebaikan dan
kemanfaatan bangsa, negara dan agama.
Semoga menginspirasi dan mendorong guru untuk senantiasa bekerja dengan
berlandaskan pada 5 As.
Daftar Pustaka
Al Quran dan Terjemahannya
Apandi, Idris. (2015). Guru Kalbu. Bandung: Smile Publishing.
Sardiman, AM. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Yuri, Abdurrahman. (2014). Membudayakan Etos Kerja 5 As. Modul Pelatihan PKBL Biofarma. Bandung: Tidak diterbitkan.
Semoga bermanfaat...
ReplyDelete