Proses
pendidikan pada hakikatnya didasari oleh filsafat pendidikan yang menjadi arah
pijakan seorang pendidik atau pemegang kebijakan pendidikan. Filosofi ini
menggambarkan arah tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar
mengajar di kelas. Filosofi ini pula yang memberikan prosedur tindakan secara
implementatif dalam aktivitas pembelajaran di kelas.
Beberapa
tokoh pendidikan, baik dalam negeri maupun luar negeri senantiasa merumuskan
paradigma berpikirnya tentang konsep dasar suatu pendidikan. Sebagai contoh Immanuel
Kant dengan teori nativisme yang menjelaskan tentang kemampuan-kemampuan yang
bersifat alamiah dan sudah tertanam semenjak lahir sebagai pembawaan, sehingga
tidak mengakui adanya faktor lingkungan dalam perkembangan peserta didik. Sebaliknya
John Locke dengan teori tabularasa, teori kertas putih, yang menjelaskan bahwa
proses mendapatkan kemampuan tertentu dipengaruhi faktor lingkungan, sehingga
tidak mengakui adanya faktor pembawaan dalam perkembangan peserta didik. Tokoh
pergerakan nasional Ki Hajar Dewantara merumuskan tentang trilogi dalam
pendidikan yakni ing ngarsa sung tulodo,
ing madyo mangun karso, tut wuri handayani (di depan memberikan teladan, di
tengah memberikan prakarsa dan bekerjasama, di belakang memberikan dorongan).
Masih banyak lagi pakar dan tokoh pendidikan yang menjelaskan konsep-konsep
bermakna tentang pendidikan.
Ridwan
Kamil, salah seorang figur pemimpin yang memiliki prestasi yang membanggakan
baik di dalam maupun luar negeri. Di tengah kesibukannya sebagai seorang
pemimpin di suatu daerah di Jawa Barat, beliau selalu memberikan kata-kata atau
kajian-kajian yang inspiratif, affirmatif dalam pengembangan sumber daya
manusia negeri ini. Salah satu konsep yang beliau ungkapkan berkaitan dengan
pendidikan karakter adalah konsep 3 Ny yakni Nyantri, Nyakola dan Nyunda.
Foto: http://smeaker.com/nasional/wp-content/uploads/2016/02/1429577903.jpg
Nyantri
Inisial
ny pertama dalam konsep pendidikan karakter Ridwan kamil adalah nyantri. Dalam pengertian bebas bahasa Indonesia berarti memiliki
nilai-nilai keagamaan, religius, spiritual. Konsep tersebut mengandung makna
bahwasannya pendidikan ditempatkan dalam tataran jiwa dengan membangun perilaku
dan kebiasaan sesuai dengan norma-norma agama yang dianut. Dengan demikian
pendidikan tidak hanya membangun hubungan horizontal dengan sesama manusia,
melainkan pula membangun kedekatan dengan Tuhan-Nya secara vertikal.
Nyakola
Inisial
ny kedua dalam konsep pendidikan karakter Ridwan kamil adalah nyakola. Dalam pengertian bebas bahasa Indonesia berarti
berpendidikan, yakni memiliki nilai-nilai pengetahuan, sikap sosial, dan
keterampilan yang berguna. Konsep tersebut mengandung makna bahwasannya
pendidikan ditempatkan dalam tataran akal dengan mengajarkan suatu ilmu kepada
peserta didik, dan pendidikan ditempatkan pada tataran hati dengan
menginternalisasi etika dan sikap sosial yang luhur seperti jujur, disiplin,
cermat, santun dan sikap lainnya, serta pendidikan ditempatkan pada tataran
aksi dengan melatih keterampilan-keterampilan tertentu, tingkah laku-tingkah
laku tertentu yang berguna bagi bangsa, negara dan agamanya.
Nyunda
Inisial
ny ketiga dalam konsep pendidikan karakter Ridwan Kamil adalah nyunda. Dalam pengertian bebas bahasa Indonesia berarti berperilaku
sesuatu nilai luhur adat istiadat kesundaan, yakni nilai kearifan lokal Sunda. Apabila
konsep tersebut ditelaah dan diadopsi oleh suku non Sunda mengandung arti
bahwasannya peserta didik harus senantiasa memiliki nilai luhur kearifan lokal
budaya setempat sebagai pengejawantahan upaya melestarikan khasanah
budaya-budaya daerah di Indonesia, sehingga kebudayaan nasional terbentuk
dengan kuat.
Demikianlah
sekelumit ulasan mengenai konsep pendidikan karakter 3 Ny Ridwan Kamil, semoga
bermanfaat…
No comments:
Post a Comment