“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia” (Driyakara)
Negeri
bebek adalah negeri yang kaya sumber daya alam, negeri dengan jumlah
penduduk banyak, pendidikannya penuh dengan dilema. Hanya di negeri
bebek ada peserta didik yang mendapatkan nilai UN 100 hampir satu kelas,
hanya di negeri bebek SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dapat
dijadikan penambah nilai masuk dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik
Baru). Hanya di negeri bebek MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) dahulu
dikenal dengan istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) atau OSPEK (Orientasi
Studi dan Pengenalan Kampus) dalam lingkungan perguruan tinggi, dimana
setiap peserta didik diminta untuk menggunakan atribut layaknya seorang
bebek dan membawa tugas aneh khas bebek yang cenderung berbentuk makanan
atau minuman tertentu, yang terkadang dibiaskan dalam teka-teki
dikaitkan dengan tagline produk sebagai korban iklan, misalnya
sebungkus pasir emas untuk penyebutan minuman berenergi serbuk, air
semut untuk minuman bersoda atau permen bacot untuk penyebutan permen
bibir. Dan hanya di negeri bebek pula, ada peserta didik yang meninggal
dunia korban kekerasan senior saat pelaksanaan orientasi kampus.
Gambar 1 Parade Bebek
Sumber: http://cdn-2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/parade-bebek.jpg
Gambar 2 MOPD ala Negeri Bebek
Sumber: https://wahyuchandra.files.wordpress.com/2011/07/mos-1.jpg?w=382&h=245
Gambar 3 Kekerasan dalam MOPD
Sumber: http://s288.photobucket.com/user/scubby/media/Publication1.jpg.html
MOPD
tidaklah seperti yang kita takutkan. Itulah kesan pertama yang
seharusnya muncul ketika peserta didik di negeri mimpi menghadapi MOPD.
Kegiatan MOPD pada hakikatnya merupakan suatu masa yang berkesan,
menyenangkan sekaligus menegangkan bagi peserta didik, bergantung dari
kesiapan mental mereka dalam menyikapinya. Menurut peserta didik, masa
orientasi ini merupakan masa yang akan senantiasa menjadi citra awal
mereka terhadap sekolah baru, teman baru, pendidik baru, dan lingkungan
yang baru pula.Tidak sedikit justru masa ini yang akan diingat sepanjang
masa dibandingkan dengan masa pembelajaran selama tiga tahun.
Di
negeri mimpi, suatu kegiatan MOPD dikatakan ideal dan inspiratif
manakala mencakup nilai-nilai luhur kehidupan seperti nilai religius
atau kerohanian, nilai sosial dan kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kecerdasan dan pengembangan diri, nilai jasmaniah dan nilai estetika.
Kegiatan MOPD yang syarat dengan nilai ideal dan inspiratif,
mengembangkan tiga aspek edukatif yaitu aspek sikap atau karakter dan
budi pekerti yang luhur (affective), pengetahuan (cognitive), dan keterampilan (performance).
Dengan demikian merumuskan kegiatan MOPD yang ideal dan inspiratif
tidak terlepas dari langkah utama dalam menentukan tujuan yang holistik
(menyeluruh), sehingga aspek-aspek perkembangan peserta didik
terakomodasi secara paripurna.
Kegiatan
MOPD negeri mimpi yang ideal dan inspiratif senantiasa dijiwai oleh
hakikat pendidikan. Driyakara mengungkapkan bahwa, “pada hakikatnya
pendidikan adalah memanusiakan manusia”. Sehingga kegiatan MOPD
senantiasa membentuk karakter dan meningkatkan kualitas peserta didik
berdasarkan potensinya secara menyeluruh dengan berpijak kepada multiple intellegence (Howard Gardner), yang meliputi:
- Logic mathematic ability (kemampuan logika matematika)
- Linguistic ability (kemampuan berbahasa)
- Spatial ability (kemampuan menggambar dan menganalisis ruang 3 dimensi)
- Interpersonal ability (kemampuan sosial dan komunikasi)
- Kinesthetic ability (kemampuan gerak)
- Intrapersonal ability (kemampuan memotivasi diri dan menenangkan orang lain)
- Musical ability (kemampuan menyanyi, bermusik, menari dan lain-lain)
- Natural ability (kemampuan menganalisis dan menjelaskan gejala alam)
Dalam
konsep multi kecerdasan inilah mengandung sebuah prinsip bahwa tidak
ada peserta didik yang bodoh, melainkan berkembang sesuai dengan
potensinya masing-masing. Sehingga dalam prakteknya pada kegiatan MOPD,
pendidik dan senior serta civitas akademik lainnya senantiasa
memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang senantiasa memiliki
keunggulan dan potensi kecerdasan dalam bidang tertentu.
Berpijak kepada orientasi multiple intellegence dengan
dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengarahkan
peserta didik dalam kegiatan ilmiah, edukatif dan religius. Untuk
mengetahui implementasi pelaksanaan MOPD yang ideal dan inspiratif di
negeri mimpi, jadwal dan muatan aktivitasnya sebagai berikut:
Gambar 4 Jadwal Ideal MOPD Hari Pertama
Sumber: Penulis
Kegiatan
MOPD negeri mimpi diawali dengan pembukaan secara resmi oleh pejabat
yang berwenang pada saat upacara bendera di hari pertama masuk sekolah.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan orasi ilmiah di aula secara
umum, yang dipaparkan oleh tokoh pendidikan inspiratif, kepala sekolah,
atau pendidik yang mampu memberikan pencerahan tentang pentingnya
pendidikan, prestasi dan karya nyata peserta didik dalam memecahkan
masalah, tantangan bangsa dan negara ini. Bila memungkinkan, kegiatan
ini menghadirkan orator dari alumni-alumni yang telah berhasil dalam
karier, penghargaan dalam bidang pendidikan, hasil penelitian atau
lingkungan hidup. Tampilkan pula alumni atau peserta didik senior yang
telah berhasil menjuarai olimpiade Matematika dan Science di
tingkat internasional, nasional, regional atau lokal. Sehingga dengan
kegiatan ini, peserta didik akan termotivasi untuk berkarya dan
berprestasi sesuai dengan kemampuan dan potensinya dalam memberikan yang
terbaik untuk negeri ini sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan bangsa ini.
Gambar 5 Orasi Ilmiah Mendikbud
Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2013/08/31/1807436anies-baswedan-2780x390.jpg
Selanjutnya,
kegiatan MOPD dilanjutkan dengan kegiatan orientasi studi oleh pendidik
di masing-masing kelas. Orientasi studi ini memperkenalkan kurikulum,
kegiatan akademis, dan intrakurikuler yang mendukung proses belajar
mengajar di kelas. Orientasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara utuh tentang aktivitas civitas akademis di sekolah tersebut.
Sesi
ketiga, orientasi dilanjutkan dengan membangun karakter tim sebagai
upaya mempererat kerjasama melalui permainan kolektif. Upayakan
permainan yang disimulasikan bernuansa tradisional seperti
benteng-bentengan, oray-orayan, bakiak, gobak sodor dan warisan
budaya lainnya. Sehingga melalui kegiatan ini, selain menumbuhkan
persatuan dan kesatuan juga sebagai upaya melestarikan budaya daerah
sebagai wujud kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air.
Gambar 6 Team Building melalui Permainan Tradisional
Sumber: http://www.sman2kuta.sch.id/gambar/galeri/IMG_0366.JPG
Kemudian,
karena kegiatan MOPD ini untuk membentuk karakter dan budi pekerti
luhur peserta didik seperti ketakwaan dan kejujuran serta toleransi,
akan lebih mulia apabila meciptakan suasana indahnya kebersamaan yang
diwujudkan dalam kegiatan keagaamaan seperti shalat dzuhur berjamaah,
berdoa dan membaca kitab suci pada awal kegiatan MOPD di kelas-kelas dan
kegiatan bernuansa religi lainnya.
Gambar 7 Shalat Dzuhur Berjamaah
Sumber: https://mtsnbaraka01.files.wordpress.com/2013/01/20130123_1307081.jpg
Di
hari kedua, kegiatan diawali jam 6 pagi dengan kegiatan kerohanian
yakni pelatihan spritual dan emosional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memperkuat (reinforcement) karakter dalam meningkatkan hubungan
secara vertikal kepada Sang Pencipta, memahami jati diri, menumbuhkan
kepatuhan dan kesopanan terhadap orang tua dan guru serta membangun
kepedulian terhadap sesama. Adapuan jadwal lengkap di hari kedua adalah
sebagai berikut:
Gambar 8 Jadwal Ideal MOPD Hari Kedua
Sumber: Penulis
Gambar 9 Pendidikan ESQ
Sumber:http://setda.majalengkakab.go.id/sites/default/files/dok%20gambar/DSC_0153.JPG
Kegiatan
dilanjutkan dengan JJS (Jogging Jalan Santai) menggunakan kaos olahraga
mengelilingi lingkungan sekolah sebagai eksplorasi dan pengenalan
lingkungan sebagai sumber belajar. Kegiatan ini berguna untuk
mengembangkan potensi kinestetik (gerak) dan kecerdasan jasmani peserta
didik, sekaligus mengenal lebih dekat tentang lingkungan belajar yang
akan mereka tempati selama tiga tahun ke depan.
Gambar 10 JJS di Sekolah
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFXAfF4lEzwWiiEC0b3vYmzWL8QitwpdDAfVQCKOGVY5nlktJ5dgEzw7LJy4cUyS7sb3CgfW0gXwSYOBQ6q2PadFGOkro8QYqMfVnDlPIvaWD61dsAVCs894ngiIFJBiL1B0ZrUW82TAGA/s1600/_DSC0824.JPG
Setelah
itu peserta didik diminta untuk kembali ke kelas masing-masing untuk
mendapatkan orientasi mengenai struktur organisasi sekolah dari wakil
kepala sekolah atau pendidik. Orientasi ini berguna dalam mengetahui
alur pengelolaan atau pengurusan sesuatu yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban peserta didik. Misalnya alur keuangan, alur akademis, alur
kegiatan kesiswaan, alur administrasi dan sebagainya.
Kegiatan
lain yang tidak kalah menariknya adalah Ekskul Expo dimana setiap
ekstrakurikuler mempromosikan keunggulan, keberhasilan dan
kemanfaatannya dalam pengembangan diri dan keterampilan sosial.
Ekstrakurikuler yang terdiri atas Pramuka, PMR, Paskibra dan
komunitas-komunitas lainnya secara bergantian melakukan presentasi di
atas panggung. Selain itu pula, terdapat stand-stand di
kanan-kiri atau luar gedung yang berhubungan dengan rekam jejak, memori,
prestasi yang telah ditorehkan ekstrakurikuler tersebut. Kemudian
peserta didik diberikan kebebasan dalam memilih berdasarkan minat, bakat
dan potensinya melalui pengisian biodata keanggotaan.
Gambar 11 Ekstrakurikuler Expo
Sumber: http://wijayalabs.blogdetik.com/files/2013/08/ad321b65e504c64247e0bfa022c2b79a_img_4130.jpg
Selanjutnya,
peserta didik diminta untuk menggambar denah sekolah atau membuat
sebuah maket di alam terbuka taman sekolah sebagai representasi atau
citra terhadap tata letak, kondisi dan deskripsi lingkungan sekolah
baru. Kegiatan ini dilakukan di luar kelas sehingga peserta didik dapat
mengambil sudut pandang dari arah yang berbeda-beda bergantung selera.
Hasil pekerjaan dikumpulkan sebagai bukti kegiatan masa orientasi. Hasil
terbaik dapat ditampilkan di majalah dinding.
Gambar 12 Menggambar Denah di Lingkungan Terbuka
Sumber: https://sman1marioriawa.files.wordpress.com/2009/10/dscn1125.jpg
Hari ketiga merupakan hari terakhir MOPD yang berisi tentang penyuluhan, classmeeting, apresiasi seni dan penutupan. Penyuluhan yang dilakukan dalam orientasi ini meliputi:
- Penyuluhan tentang Pendidikan Seks, Bahaya Narkoba dan Zat Psikotropika dari Dinas Kesehatan atau dokter setempat
- Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja, Kriminalitas, Crime Cyber
- Penyuluhan tentang Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran, Penggunaan Internet Sehat dan Sosial Media yang Baik dari Pelaku Teknologi yang Peduli seperti Admin Guraru atau Acer Indonesia
Jadwal lengkap hari ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Gambar 13 Jadwal Ideal MOPD Hari Ketiga
Sumber: Penulis
Mengawali
hari ketiga kegiatan MOPD, dilakukan penyuluhan tentang pendidikan
seks, bahaya narkoba dan zat psikotropika. Kegiatan ini dimulai dengan
penjelasan secara verbal melalui slide dilengkapi dengan contoh
obat-obat terlarang yang harus dihindari oleh peserta didik. Kegiatan
dilanjutkan dengan tanya jawab seputar masalah bahaya pergaulan seks
bebas dan antisipasi pencegahannya, masalah konsumsi dan ajakan
penggunaan obat-obat terlarang, bila perlu dilakukan simulasi-simulasi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan problematika tersebut sehingga
peserta didik dibekali gambaran utuh tentang akibat dari perilaku
negatif itu.
Gambar 13 Penyuluhan Bahaya Narkoba dan Zat Psikotropika dari Dinkes
Sumber: http://tarakanita.or.id/pusat/images/news/narkoba_1334108405.jpg
Kegiatan penyuluhan lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyuluhan tentang kenakalan remaja, kriminalitas dan cyber crime (kejahatan
dunia maya). Penyuluhan ini merupakan langkah preventif pihak sekolah
bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengantisipasi maraknya
tawuran di lingkungan sekolah, maraknya kenakalan remaja dan bahaya genk
motor, serta upaya kewaspadaan dalam maraknya kejahatan dunia maya
melalui hubungan di sosial media. Kegiatan ini sekaligus menjawab
keraguan orang tua siswa tentang keresahannya terhadap pergaulan peserta
didik saat ini, dengan demikian membangun kepercayaan masyarakat
tentang keseriusan institusi pendidikan dalam hal ini sekolah dalam
menyikapi permasalahan tersebut.
Gambar 14 Penyuluhan Kriminal dan Kenakalan Remaja dari Kepolisian
Sumber:http://bengkulu.kemenag.go.id/file/fotoberita/187431.jpg
Kompetisi
dalam kehidupan adalah keniscayaan. Di sekolah pun, peserta didik akan
dihadapkan dengan aktivitas-aktivitas kompetisi seperti lomba olimpiade
Matematika dan IPA, lomba olahraga, lomba meraih hasil belajar terbaik
dan lain-lain. Alangkah akomodatifnya, apabila di masa orientasi ini,
peserta didik melakukan lomba olahraga antar kelas dalam upaya memupuk
solidaritas dan sportivitas. Terlebih kegiatan ini dilakukan di awal
masuk sekolah dengan rekan-rekan yang baru yang notabene dapat memupuk
rasa persaudaraan di antara peserta didik.
Gambar 15 Lomba Antar Kelas
Sumber:http://www.smkmuhitemanggung.sch.id/images/foto/galeri/IMG_8664%20%28Small%29.JPG
Apabila
tidak memungkinkan untuk mengadakan lomba olahraga antar kelas, dapat
diganti dengan penyuluhan tentang penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, penggunaan internet sehat, dan
pemberdayaan sosial media sebagai wahana komunitas ilmiah yang dapat
mendukung prestasi dan motivasi belajar di kelas. Penyuluhan ICT (Information Communication Technology) ini, dapat pula menggandeng crew guraru atau langsung dari pihak ACER INDONESIA untuk berbagi demi kemajuan pendidikan di Indonesia sebagai wujud nyata corporate social responsibility (CSR).
Gambar 16 Penyuluhan TIK dalam Pembelajaran oleh Acer Indonesia
Sumber: http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/images/preview/acer-kenalkan-produk-baru_20150218_205505.jpg
Langkah
akhir dari kegiatan MOPD di negeri mimpi adalah apresiasi seni. Langkah
ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan daya kreasi, cipta, rasa dan
apresiasi terhadap seni, meliputi: a) seni sastra yang terdiri atas
deklamasi puisi, pementasan drama atau teater, b) seni rupa yang terdiri
atas dekorasi panggung, pameran lukisan, karya graviti dan buah tangan
kreator-kreator muda peserta didik, c) seni musik yang terdiri atas
pagelaran musik, baik musik tradisional maupun modern, d) seni tari yang
terdiri atas pagelaran tari daerah maupun tari kontemporer. Setelah
apresiasi inilah, akhirnya rangkaian acara MOPD ditutup oleh kepala
sekolah atau pejabat lain yang berwenang.
Gambar 17 Apresiasi Seni
Sumber:http://www.smpn14depok.sch.id/wp-content/uploads/2015/03/P1130971.jpg
Bagaimana dengan tugas-tugas aneh pada MOPD di negeri bebek?
Apabila
ditelaah secara menyeluruh, tugas itu ada pula manfaatnya meskipun
banyak pula kelemahannya, hal yang mengarah pada kegiatan edukatif
misalkan dalam aspek pemecahan masalah peserta didik. Hanya saja
tugas-tugas aneh di MOPD negeri bebek ini, identik dengan orientasi
makanan atau minuman. Sehingga nilai positif yang dirasakan secara
langsung masih minim.
Sebagai
pengalaman penulis ketika menjadi panitia OSPEK di salah satu perguruan
tinggi pendidikan di Jawa Barat, contoh tugas aneh yang mendidik adalah
peserta didik diarahkan untuk membawa batu bata. Setiap batu bata yang
dibawa peserta didik, dikumpulkan sehingga menjadi amal shaleh
tersendiri dalam membangun taman belajar atau rehabilitasi mushalla.
Tugas lainnya adalah peserta didik diminta untuk membingkai berbagai
gambar pahlawan. Setiap gambar pahlawan yang terbingkai dikumpulkan dan
dapat digunakan sebagai display classroom di kelas-kelas.
Berdasarkan
uraian di atas, pelaksanaan MOPD di negeri bebek cenderung kurang
edukatif, karena hanya memperlakukan peserta didik sebagai objek dalam
pendidikan. Tetapi sebaliknya, MOPD di negeri mimpi menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia dengan mengembangkan berbagai potensi
peserta didik secara holistik. Kesimpulannya, katakan yes untuk MOPD negeri mimpi dan no untuk MOPD negeri bebek.
Demikianlah, semoga senantiasa menjadi ide yang inspiratif dan bermanfaat untuk perbaikan kegiatan MOPD di masa depan...
Crazy Idea, Great CreativityUsep Saefuddin
Penulis adalah guru SDN Jayamulya III Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang
No comments:
Post a Comment