Thursday, July 30, 2015

Pembelajaran Demokrasi Bukan NATO

Oleh: Usep Saefuddin

NATO dalam artikel ini bukan merupakan pertahanan negara-negara di Atlantik Utara. NATO dalam artikel ini adalah singkatan dari Not Action Talk Only. Dalam istilah gaulnya disebut omdo (omong doang). Istilah ini digunakan terhadap suatu konsep, aksi atau tindakan yang hanya diungkapkan tetapi tidak dilaksanakan atau dipraktekkan.
Secara bahasa demokrasi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat, sedangkan kratos berarti pemerintahan. Dengan kata lain demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Terjemahan bebasnya berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Secara istilah demokrasi diartikan sebagai sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, yang ditandai dengan adanya partisipasi rakyat dalam menentukan pemerintahan. Implementasi demokrasi adalah pemilihan umum. Pemilihan umum dibedakan atas 3 jenis yakni pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan wakil presiden, dan pemilihan kepala daerah.
Pembelajaran demokrasi merupakan pembelajaran esensial dalam upaya mewujudkan peserta didik yang demokratis, bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaannya pembelajaran demokrasi tidak hanya diupayakan untuk mengetahui konsep semata, melainkan harus dipahami sampai tataran aplikatif. Namun seringkali pembelajaran demokrasi hanya disajikan secara klasikal, ceramah dengan mengungkap definisi-definisi tertentu tanpa menginternalisasi karakter atau tingkah laku yang mengejawantahkan konsep-konsep demokrasi Pancasila tersebut. Pembelajaran demokrasi seringkali hanyalah penggalan dan rentetan cerita sejarah tentang lahirnya demokrasi di Indonesia dan dunia tanpa mengetahui bagaimana pelaksanaan demokrasi itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran demokrasi seyogianya senantiasa dilaksanakan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebersamaan melalui manipulasi  secara langsung dalam bentuk pemilihan perangkat kelas, musyawarah kegiatan kelas dan lain-lain. Berikut ini merupakan contoh nyata pembelajaran demokrasi secara langsung melalui simulasi pemilihan perangkat kelas.
KPPS Kelas memberikan kertas suara
Siswa melakukan pemungutan suara secara luberjurdil
(langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil)
Siswa menyerahkan surat suara yang telah ia pilih calonnya ke panitia pemilihan kelas
Jari siswa ditempelkan ke bak tinta sebagai tanda telah memilih

Dilakukan pengecekan jumlah surat hasil pemungutan suara
Dilakukan penghitungan suara sah dengan disaksikan semua siswa
Dilakukan pencatatan hasil pemungutan suara

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwasannya pembelajaran demokrasi perlu ditanamkan secara langsung kepada peserta didik melalui kegiatan yang nyata, sehingga mereka akan memahami secara menyeluruh tentang konsep dan praktek pembelajaran demokrasi.



No comments:

Post a Comment

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com