Friday, January 1, 2016

Tahun Baru, Kualitas Diri Baru



Progress is impossible without change, and those who cannot change their minds cannot change anything.
Kemajuan tidak mungkin terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak bisa merubah cara berpikir atau isi pikiran mereka, tidak akan bisa mengubah apapun.
George Bernard Shaw
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, dimensi waktu terus beranjak, bulan dan matahari terus berputar, hari terus bergerak, tahun demi tahun terus berganti. Tidak terasa meninggalkan kenangan yang membahagiakan sekaligus menyedihkan. Melanjutkan episode dan aktivitas kehidupan yang belum terselesaikan di masa yang telah terlewati. Dan membuat resolusi-resolusi yang membuat hidup lebih berarti.
Pergantian masa adalah keniscayaan, tugas kita hanyalah menyempurnakan kepribadian dengan pribadi yang lebih baik dan maslahat, berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Itu semua diwujudkan dalam upaya meningkatkan kualitas diri, dengan cara menyempurnakan ikhtiar dan kekuatan doa. Karena kualitas diri yang baru, yang sesuai dengan perkembangan zaman, sangat menentukan dalam meraih keberhasilan hidup.
Gambar 1 Tahun 2016
Sumber: http://cdn1.theodysseyonline.com/files/2015/12/06/635850197284573487-484381917_Setting-Goals-for-2016.jpg
Keberhasilan dan Keberuntungan
Bukankah keberhasilan adalah keberuntungan? Banyak orang yang menganggap bahwa keberhasilan hidup semata-mata hanyalah keberuntungan. Padahal jika kita cermati secara teliti, sesungguhnya keberuntungan itu merupakan persinggungan antara persiapan dan kesempatan. Meskipun suatu kesempatan datang tidak terduga kepada kita, apabila kita tidak memiliki persiapan yang cukup, maka kesempatan itu akan pergi kembali dari diri kita dan menghampiri orang lain yang lebih mempersiapkan diri. Inilah logika sederhana, namun Rasulullah SAW pun bersabda, “man jadda wa jadda”(siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan dapat). Kiasannya, bahwa pesawat akan landing manakala landasan sudah siap, guru akan mengajar kalau peserta didiknya sudah siap. Dengan kata lain, kesempatan sukses akan datang, apabila kita sudah mempersiapkan diri secara maksimal sesuai dengan kemampuan.
Lantas bagaimana dengan orang yang sudah mempersiapkan diri tetapi masih belum mendapatkan kesempatan yang baik? Sesungguhnya kenyataan tersebut memiliki beberapa hikmah atau pesan, antara lain:

  1. Introspeksi diri. Dengan kenyataan ini, kita senantiasa harus berintrospeksi diri, sudahkah kita berdoa dengan giat? Sudahkah maksimal usaha kita? Atau kah ada kemaksiatan-kemaksiatan yang kita lakukan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
  2. Bersabar dan percaya takdir. Pesan selanjutnya ketika menerima kegagalan adalah dengan bersabar, tidak letih dan tidak lesu dalam berbuat baik. Percaya takdir bahwasannya Allah memiliki rencana yang terbaik untuk hamba-Nya dibalik semua peristiwa.
  3. Ikatan dengan Allah. Artinya dengan sebuah kegagalan, kita harus memiliki pikiran yang positif. Mungkinkah ini merupakan indikasi Sang Pencipta, agar kita senantiasa dekat dengan-Nya terus menerus, sampai saatnya nanti Allah mengabulkan doa-doa kita.

Meningkatkan Kualitas Diri
Meningkatkan kualitas diri menurut Karana (2015: 4) dipengaruhi beberapa faktor, meliputi:
1. Kekuatan ibadah
2. Berkarakter baik
3. Belajar tiada henti
4. Memperluas jaringan
5. Memanfaatkan peluang

Kekuatan Ibadah
Hakikat hidup manusia adalah beribadah (QS. 51:56). Berdasarkan hal tersebut, segala aktivitas kehidupan, keberhasilan hidup, kesuksesan dan peningkatan kualitas diri orientasinya adalah ridha Allah sebagai manifestasi beribadah kepada-Nya. Konsekuensi meningkatkan kualitas diri dengan kekuatan ibadah, manusia mendapatkan rezeki dari Allah. Rezeki dalam konteks ini tidak hanya bersifat material, Amirudin (2015: 2) mengungkapkan bahwa, “rezeki adalah segala sesuatu yang memberikan manfaat” berupa:
1.   Kesehatan
2.  Umur
3.  Sahabat yang baik
4.  Keluarga (suami, isteri dan anak)
5.  Ilmu
6.  Kedekatan dengan agama
7.  Harta yang halal dan berkah
Dengan demikian kekuatan ibadah merupakan kunci utama yang memberikan arah dan landasan yang kuat tentang persepsi kita meningkatkan kualitas diri sebagai bagian dari mengharap ridha Allah.
Berkarakter Baik
Karakter baik memiliki arti penting dalam upaya meningkatkan kualitas diri. Pepatah mengatakan:
hati-hati dengan pikiran karena itu bisa menjadi ucapan
hati-hati dengan ucapan karena itu bisa menjadi perbuatan
hati-hati dengan perbuatan karena itu bisa menjadi kebiasaan
hati-hati dengan kebiasaan karena itu bisa menjadi karakter
hati-hati dengan watak dan karakter karena itu bisa menjadi menyebabkan Nasib Masa Depan kita
(Karana, 2015: 4)
Untuk menjadi pribadi yang berkualitas, knowledge  dan skill saja tidak cukup. Tetapi harus memiliki karakter atau sikap (attitude) yang kuat dan mumpuni. Tidak sedikit orang yang berpengetahuan luas dan terampil justru harus gagal dalam meraih cita-cita hanya karena berperangai buruk, memiliki karakter negatif yang berujung kepada ketidakpercayaan orang lain, baik kolega, atasan atau pun kliennya.
Karakter baik adalah sikap sosial sebagai jatidiri dan kepribadian seseorang. Karakter baik, meliputi: jujur, disiplin, peduli, rajin, adil dan lain sebagainya. Dengan mengembangkan dan memelihara karakter baik dalam diri kita, akan menumbuhkan sikap trust (percaya) dari orang lain terhadap kita sehingga keberhasilan hidup sebagai hasil peningkatan kualitas diri akan mudah untuk diraih.
Belajar Tiada Henti
Hakikat belajar adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Cronbach  dalam Sardiman (2003: 20) mengartikan belajar sebagai “shown by a change in behavior as a result of experience” (bentuk  perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Indikasi dalam meningkatkan kualitas diri adalah adanya perubahan perilaku, menjadi pribadi yang lebih positif dan produktif. Makna belajar yaitu terus berjuang, terus berusaha, tidak takut gagal, terus berupaya mencoba kembali, fokus pada tujuan dengan belajar dari kegagalan-kegagalan di masa yang lalu.
Belajar tiada henti mendorong kita untuk senantiasa bekerja keras untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Belajar tiada henti menjadikan halangan dan tantangan sebagai ujian, bukan sebagai hambatan. Thomas Alva Edison mengungkapkan bahwa untuk meraih kesuksesan kita hanya perlu 1 % inspirasi, sisanya 99 % didapat dengan cucuran keringat, contohnya untuk menemukan bola lampu, dia harus gagal 10000 kali. Sesuatu yang jarang terjadi kita lakukan
Memperluas Jaringan
Networking merupakan aspek yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas diri. Kelilingilah lingkungan dan kehidupan kita dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama, semangat untuk berubah. Karena jaringan atau komunitas ini sangat menentukan dalam mempertahankan habbits yang baik. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang pesimis, dikhawatirkan akan terbawa pesimis, bukan tidak mungkin mimpi-mimpi yang telah direncanakan pun tinggal kenangan, karena tidak ada daya dukung dan sahabat atau keluarga yang menguatkan. Sebaliknya jika kita bergaul dengan orang-orang yang optimis, harapan-harapan kita terjaga dengan baik, lingkungan mendukung, ketika harus jatuh pun, kita akan dengan cepat bangkit kembali. Dengan demikian, tugas kita adalah memperluas jaringan sebagai upaya memperkokoh semangat perubahan dan berbagi pengalaman menuju kualitas kehidupan yang lebih baik.
Memanfaatkan Peluang
Pepatah mengatakan peluang adalah emas. Seorang yang akan meningkatkan kualitas dirinya, diperlukan kemampuan dalam mengasah intuisi, memanfaatkan peluang. Kemampuan yang diperlukan dalam memanfaatkan peluang adalah berani dan perhitungan. Orang yang tidak berani dan tidak perhitungan, maka peluang akan cuek begitu saja, dan tentu saja menghampiri orang lain. Seorang yang tidak berani namun perhitungan, analisisnya tajam, mampu menjabarkan prospek dan tantangan, tetapi tidak mampu mengeksekusi atau mengambil keputusan berdasarkan hasil analisisnya. Seorang yang berani namun tidak perhitungan, akan cenderung ceroboh, mengambil keputusan hidup tidak berdasarkan data dan fakta, sehingga akan membuat dirinya terperosok dalam kesulitan-kesulitan yang seharusnya dapat diatasi sejak dini. Seorang yang berani dan perhitungan, akan mengambil keputusan dengan tepat, berdasarkan data, fakta, dan analisis serta prediksi yang rasional, sehingga berbagai hambatan mampu diatasi dengan baik.
Demikianlah, semoga di tahun yang baru ini, kita senantiasa memiliki semangat baru, menuju pribadi yang baru, sebagai upaya meningkatakan kualitas hidup yang baru…
Semoga mencerahkan dan memotivasi diri kita untuk senantiasa mendapatkan ridha Illahi…

Referensi
Al Quranul Karim
Amiruddin, Aam. (2015). Membangun Bisnis Penuh Berkah. Handout Training PKBL PT Biofarma. Bandung: Tidak diterbitkan.
Karana, Asep Ridrid. (2015). Kiat-kiat Menuju Wirausaha Sukses. Handout Training PKBL PT Biofarma. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sardiman, A.M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo.

2 comments:

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com