Gerhana
matahari total diprediksi akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 dengan durasi
totalitas selama 4 menit 9 detik. Fenomena gerhana matahari total ini
diramalkan akan melintasi wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, tepatnya
di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berbagai kapal pesiar dan aneka wisata
ditawarkan demi menyaksikan fenomena alam yang langka ini. Praktis, gerhana matahari
total yang melintas di pulau Jawa terjadi pada tanggal 11 Juni tahun 1983, itu
pun sebagian besar orang tidak dapat melihatnya karena propaganda pemerintah saat
itu yang menyebutkan bahwa cahaya gerhana matahari total yang berbahaya,
sehingga memaksa masyarakat hanya berdiam diri di rumah.
Wahyudi (2016) menjelaskan bahwa, “selama proses
gerhana matahari, sebelum dan sesudah fase total, penampakan cahaya matahari
mengalami perubahan bentuk nan menawan”. Kejadian tersebut merupakan incaran
para pemburu gerhana, ahli-ahli Fisika maupun fotografer yang ingin
mengabadikan fenomena tersebut. Bahkan banyak peneliti dan wisatawan asing yang
sengaja datang ke Indonesia, hanya untuk melihat peristiwa tersebut. Tetapi tahukan
anda secara teoritis, sebenarnya, apa yang dimaksud dengan fenomena alam
gerhana matahari total?
Gambar 1
Gerhana Matahari Total 1983
Sumber: http://images.detik.com/community/media/visual/2016/01/25/567bcb4d-0371-4541-9313-748d7333f13d_169.jpg?w=780&q=90
Pengertian Gerhana Matahari Total
Leyn dan
Surono (2010: 154) mengemukakan bahwa, “gerhana matahari terjadi karena
matahari tertutup oleh bayangan bulan”. Menurut Kanginan (2000: 124)
mengungkapkan bahwa,”gerhana matahari total terjadi ketika umbra bulan menutupi
matahari, karena tidak ada cahaya yang jatuh ke bumi (walaupun pada saat itu
siang hari) sehingga terjadi gelap total”. Gerhana matahari terjadi pada waktu
bulan berkonjungsi (bulan baru) tepat pada simpul atau setidak-tidaknya dekat
dengan simpul, dan terjadi pada siang hari.
Timbul
pertanyaan kita, bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi? Bukankah matahari
lebih besar dari bulan? Mari kita renungkan kembali, jarak bumi ke bulan lebih
dekat daripada jarak bumi ke matahari, sehingga secara kasat mata bulan dan
matahari tampak sama besar. Kanginan (2000: 125) menjelaskan bahwa dalam
gerhana matahari, bayangan bulan (umbra dan penumbra) jauh ke permukaan bumi,
karena ukuran bulan jauh lebih kecil dari matahari, maka bayangan bulan di bumi
hanya jatuh pada tempat yang sempit saja. Pada saat gerhana matahari, posisi
matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis lurus, dimana bulan berada
tepat diantara matahari dan bumi.
Macam-macam Gerhana Matahari
Leyn dan
Surono (2010: 154) berpendapat bahwa,”ada tiga macam gerhana matahari, yaitu
gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari cincin”.
Permukaan bumi yang terkena bagian inti bulan (umbra) mengalami gerhana
matahari total. Permukaan bumi yang terkena bayangan kabur bulan (penumbra)
mengalami gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari cincin terjadi pada saat
jarak bulan ke bumi berada pada titik paling jauh, dengan kata lain gerhana
matahari cincin merupakan bagian dari gerhana matahari total dengan posisi
bulan hanya menutupi bagian tengah dari matahari.
Gerhana Matahari Total di Dunia
Fenomena
gerhana matahari menjadi daya tarik dunia. Tidak sedikit beberapa negara yang
menjadi tempat perlintasan gerhana matahari total menyambut kedatangan fenomena
ini, bahkan para peneliti, wisatawan dalam dan luar negeri membayar mahal untuk
dapat menyaksikan langsung. Dari mulai akomodasi, transportasi, telekomunikasi
hingga infrastruktur dan penginapan mereka persiapkan.
Ada beberapa
kejadian gerhana matahari total di dunia, antara lain:
Tabel 1
Gerhana Matahari Total di Dunia
No
|
Tanggal
|
Lama Total Waktu
|
Lokasi dapat Dilihat
|
1
|
22 Juli 1990
|
2,6 menit
|
Daerah kutub utara,
Finlandia
|
2
|
11 Juli 1991
|
7,1 menit
|
Brazil, Amerika Tengah,
Hawaii
|
3
|
30 Juni 1992
|
5,4 menit
|
Atlantik Selatan
|
4
|
3 November 1994
|
4,6 menit
|
Amerika Selatan
|
5
|
24 Oktober 1995
|
2,4 menit
|
Asia Selatan, Kota
Tahuna Pulau Sangihe Indonesia
|
Sumber:
Kanginan (2000: 126)
Gerhana Matahari Total di Indonesia
Wahyudi
(2016) berpendapat bahwa gerhana matahari total yang melintasi pulau Jawa, 11
Juni 1983 merupakan kenangan pahit bangsa Indonesia, saat banyak peneliti dan
wisatawan asing ke Indonesia, masyarakat justru terkurung dalam rumah dan
kolong meja yang gelap. Sesungguhnya, pada waktu terjadinya gerhana matahari
ini, para peneliti (astronom) melakukan pengamatan terhadap bintang-bintang yang
berada di belakang matahari dan berkesempatan mempelajari berkas-berkas sinar
matahari dan ledakan-ledakan yang terjadi di permukaan matahari.
Untuk
lebih jelasnya mengenai data dan fakta serta prediksi ilmiah tentang terjadinya
gerhana matahari total di Indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Gerhana Matahari Total di Indonesia
(Data, Fakta dan Prediksi Ilmiah)
No
|
Tanggal
|
Lokasi Gerhana
|
Durasi
|
Wilayah yang Dilewati
|
1
|
5 Februari 1962
|
Samudera Pasifik di
wilayah Tuvalu
|
4 menit 8 detik
|
Kalimantan Timur,
Sulawesi Tengah, Kepulauan Sula (Maluku Utara), Seram (Maluku), tengah Papua
|
2
|
11 Juni 1983
|
Laut Jawa di timur laut
Madura
|
5 menit 11 detik
|
Jawa Barat bagian
tenggara, Jawa Tengah kecuali bagian barat laut, DI Yogyakarta, barat laut
dan utara Jawa Timur, selatan Sulawesi, Maluku Tenggara, selatan Papua
|
3
|
22 November 1984
|
Samudera Pasifik di
timur Selandia Baru
|
2 menit 0 detik
|
Ujung selatan Halmahera
(Maluku Utara) tengah Papua Barat, Papua
|
4
|
18 Maret 1988
|
Samudera Pasifik di
timur laut Filipina
|
3 menit 46 detik
|
Bengkulu, Sumatera
Selatan, Bangka, selatan Kalimantan Barat, utara Kalimantan Tengah, utara
Kalimantan Timur
|
5
|
24 Oktober 1995
|
Laut Tiongkok Selatan di
barat laut Brunei
|
2 menit 10 detik
|
Sangihe (Sulawesi Utara)
|
6
|
9 Maret 2016
|
Samudera Pasifik di
wilayah Federasi Mikronesia
|
4 menit 9 detik
|
Kepulauan Pagai (Sumatera
Barat), utara Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, selatan Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, utara Kalimantan Selatan, selatan Kalimantan Timur,
utara Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Halmahera (Maluku Utara)
|
7
|
20 April 2023
|
Laut Timor di selatan
Timorleste
|
1 menit 16 detik
|
Kisar dan Kesui
(Maluku), Papua Barat, Biak (Papua)
|
8
|
22 Juli 2028
|
Australia Barat bagian
utara
|
5 menit 10 detik
|
Samudera Hindia di
selatan Jawa dan Nusa Tenggara
|
9
|
20 April 2042
|
Samudera Pasifik di
selatan Jepang
|
4 menit 51 detik
|
Bengkulu, Jambi, utara Sumatera
Selatan, barat laut Kalimantan Barat
|
Sumber:
Harian Kompas, 10 Februari 2016
Itulah
sekelumit tentang fenomena gerhana matahari total, semoga kita dapat mengambil
manfaat dari pengetahuan ini dan berkesempatan menyaksikan secara langsung (livestreaming) gerhana matahari total 9
Maret 2016 di beberapa pulau di Indonesia.
Referensi:
Kanginan, Marthen. (2000). Fisika 2000 2A SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga.
Leyn, Pama dan Surono. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 6. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas.
Wahyudi, M Zaid. (2016). Mutu Manikam Incaran
Pemburu. Harian Kompas 10 Februari
2016.
Wahyudi, M Zaid. (2016). Memori Kelam GMT 1983
Jangan Sampai Terulang. Harian Kompas
10 Februari 2016.
No comments:
Post a Comment