Sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan umumnya dijadikan sebagai fenomena upaya lebih
mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan itikaf. Apa sesungguhnya itikaf? Landasan
sunatullah apa yang mendasarinya? Dan apa hikmah di balik itikaf?
Secara etimologis,
itikaf berarti berada di suatu tempat dan mengikatkan diri kepadanya. Sedangkan
secara syar’i (hukum agama), itikaf mengandung pengertian menetap dan tinggal
di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ilustrasi Itikaf
Foto: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ1MKPoj9Bn4zAT8RVO0sxDE0a_ByelbvV4Q292VjWPrL3OBvNhOAPvG2jXHVbiFQzx3IPSTHPrAHNU2Od3THCmbi2GdXSP6Nfv_TT4wPtaX1vp288H21npsYpucL0GbIaxwZBisqMfK27/s1600/i'tikaf.jpg
Pelaksanaan
itikaf didasarkan atas contoh Rasulullah SAW kepada umatnya untuk melakukan
itikaf selama sepuluh hari akhir bulan Ramadhan dalam upaya mendapatkan malam lailatul qadar. Hadist yang meriwayatkan
pelaksanaan itikaf Rasulullah SAW, adalah sebagai berikut:
Dari Aisyah
radhiyallahu anha, ia berkata, Rasulullah
SAW selalu beritikaf pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan. Serta
bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari lailatul qadar pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu anhu, ia berkata,
Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi
SAW biasanya beritikaf pada sepuluh hari setiap bulan Ramadhan. Kemudian pada
tahun dimana beliau wafat, beliau beritikaf dua puluh hari”. (HR. Bukhari).
Dari
Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata
bahwasannya Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir pada
bulan Ramadhan hingga beliau dipanggil oleh Allah SWT (wafat). Setelah beliau
wafat, istri-istrinya meneruskan kebiasaan itikaf yang selalu dikerjakan oleh
beliau”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan
hadits-hadits di atas, Rasulullah SAW menganjurkan kaum muslimin untuk
melakukan itikaf selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dengan beribadah
dan berdoa, memohon agar mendapatkan keutamaan malam Qadar. Sehingga hendaklah
kita sebagai muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mencari malam lailatul qadar, karena dapat
membersihkan dosa-dosa dan membebaskan diri dari kebiasaan berbuat maksiat.
Adapun
manfaat melaksanakan itikaf adalah dapat menajamkan akal dan menjernihkan hati,
serta dapat memaksa diri kita untuk mencurahkan seluruh waktu, tenaga dan
pikiran untuk benar-benar beribadah kepada Allah SWT bagaikan malaikat yang
terus-menerus melakukan ketaatan tanpa hawa nafsu.
Referensi
:
Kitab Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhush Sholihin
karangan Imam Nawawi
Kitab Riyadhush Sholihin karangan Imam Nawawi
No comments:
Post a Comment