Thursday, June 30, 2016

Hakikat dan Keutamaan Itikaf



Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan umumnya dijadikan sebagai fenomena upaya lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan itikaf. Apa sesungguhnya itikaf? Landasan sunatullah apa yang mendasarinya? Dan apa hikmah di balik itikaf?
Secara etimologis, itikaf berarti berada di suatu tempat dan mengikatkan diri kepadanya. Sedangkan secara syar’i (hukum agama), itikaf mengandung pengertian menetap dan tinggal di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ilustrasi Itikaf
Foto: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ1MKPoj9Bn4zAT8RVO0sxDE0a_ByelbvV4Q292VjWPrL3OBvNhOAPvG2jXHVbiFQzx3IPSTHPrAHNU2Od3THCmbi2GdXSP6Nfv_TT4wPtaX1vp288H21npsYpucL0GbIaxwZBisqMfK27/s1600/i'tikaf.jpg
Pelaksanaan itikaf didasarkan atas contoh Rasulullah SAW kepada umatnya untuk melakukan itikaf selama sepuluh hari akhir bulan Ramadhan dalam upaya mendapatkan malam lailatul qadar. Hadist yang meriwayatkan pelaksanaan itikaf Rasulullah SAW, adalah sebagai berikut:
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan. Serta bersabda, “Bersungguh-sungguhlah kalian mencari lailatul qadar pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi SAW biasanya beritikaf pada sepuluh hari setiap bulan Ramadhan. Kemudian pada tahun dimana beliau wafat, beliau beritikaf dua puluh hari”. (HR. Bukhari).
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata bahwasannya Rasulullah SAW selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hingga beliau dipanggil oleh Allah SWT (wafat). Setelah beliau wafat, istri-istrinya meneruskan kebiasaan itikaf yang selalu dikerjakan oleh beliau”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits-hadits di atas, Rasulullah SAW menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan itikaf selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan dengan beribadah dan berdoa, memohon agar mendapatkan keutamaan malam Qadar. Sehingga hendaklah kita sebagai muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mencari malam lailatul qadar, karena dapat membersihkan dosa-dosa dan membebaskan diri dari kebiasaan berbuat maksiat.
Adapun manfaat melaksanakan itikaf adalah dapat menajamkan akal dan menjernihkan hati, serta dapat memaksa diri kita untuk mencurahkan seluruh waktu, tenaga dan pikiran untuk benar-benar beribadah kepada Allah SWT bagaikan malaikat yang terus-menerus melakukan ketaatan tanpa hawa nafsu.

Referensi :
Kitab Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhush Sholihin karangan Imam Nawawi
Kitab Riyadhush Sholihin karangan Imam Nawawi

No comments:

Post a Comment

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com