Monday, June 6, 2016

Shaum dan Ujian Allah



Hakikat shaum Ramadhan adalah ujian dari Allah. Sebuah ujian dalam upaya mengembalikan fitrah manusia sebagai hamba Allah. Suatu ujian yang berfokus kepada tujuan menuju pribadi yang takwa (QS 2: 183). Ujian yang merefleksikan diri atas romantika kehidupan manusia yang terdiri dari kesenangan dan kesusahan. Ujian yang memvalidasi komitmen manusia, setelah dirinya menyatakan beriman kepada Allah (QS. 29: 2-3).
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci. Mengandung makna bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan pensucian diri atas hakikat diri manusia yang bermula dari sisi Allah, Zat  yang Maha Suci. Bulan yang mensucikan manusia menuju kembali lagi kepada-Nya melalui mekanisme shaum sebagai upaya mengembalikan fitrah manusia. Bulan yang mendekatkan diri manusia dengan Allah (taqarrub ilallah) sebagai Zat yang Maha Fitrah.
Shaum Ramadhan juga merupakan ujian yang bertujuan untuk membentuk pribadi yang takwa. Secara istilah bebas, takwa diartikan sebagai menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Takwa juga merupakan simbol kemuliaan di sisi Allah (QS. 49: 13). Dengan demikian, shaum Ramadhan merupakan gambaran nyata suatu proses menjadi pribadi yang mulia di sisi-Nya, yakni pribadi yang mutaqqin. Seorang yang bertakwa akan senantiasa bersungguh-sungguh dalam ibadahnya dengan benar dan ikhlas, terlepas dari syirik lahir dan syirik bathin (penghambaan kepada selain Allah). Sehingga ibadah orang yang bertakwa, hati nuraninya, jiwanya dan rasanya senantiasa dijaga untuk dapat menghayati diri Illahi yang Al Ghaib dan dekat sekali.
Pada hakikat yang lain, shaum Ramadhan adalah ujian atas romantika kehidupan manusia. Kehidupan yang penuh warna kesenangan atau kesusahan. Karena hakikat kesenangan bukanlah anugerah dan karunia semata, melainkan ada ujian atau cobaan dari Allah, bagaimana sikap manusia atas kesenangan yang telah diberikan. Begitu pun sebaliknya, hakikat kesusahan bukanlah nilai kesengsaraan semata, melainkan ada nilai pelajaran dan pendidikan dari Allah, baik sebagai peringatan atau pun acuan bagaimana manusia melangkah dan selalu memperbaiki diri dengan doa dan ikhtiar untuk mengatasi segala kesusahan yang dialami.
Kemudian, kadangkala manusia hanya berkomitmen menyatakan bahwa dirinya muslim dan beriman kepada Allah tanpa mengindahkan konsekuensi ibadah yang harus dilakukannya. Seperti shaum Ramadhan yang merupakan bagian dari rukun Islam adalah suatu mekanisme Allah, bentuk ibadah manusia yang membedakan kadar keimanan seseorang dengan yang lainnya. Sehingga ketika mereka hanya berkata beriman sementara dengan sengaja tidak melaksanakan shaum Ramadhan, sesungguhnya mereka sudah dusta. Atau sebaliknya jika mereka berkata beriman, dan melaksanakan shaum Ramadhan penuh kesungguhan, maka dia benar-benar beriman.
Demikianlah sekelumit tentang hakikat shaum Ramadhan sebagai ujian dari Allah. Implementasinya, dengan shaum Ramadhan menggambarkan bahwasannya fitrah manusia berasal dari Allah dengan tidak membawa apa-apa, sehingga ketika Allah menguji manusia dengan shaum, menahan nafsu dan syahwat, hakikatnya adalah mengembalikan fitrah manusia yang suci di sisi Allah. Dengan shaum Ramadhan manusia akan senantiasa berupaya untuk menjalankan segala perintah Allah dan sekuat tenaga menghindari larangan Allah, sesungguhnya yang demikian itu menuju pribadi yang takwa. Kemudian dengan shaum Ramadhan, menjadikan pelajaran untuk senantiasa berbagi dengan sesama atas nikmat kesenangan yang didapat, dan berupaya prihatin dengan selalu berserah diri kepada Allah atas kesusahan yang menimpa diri kita dan saudara-saudara kita. Akhirnya, dengan shaum Ramadhan pula sebagai pembeda kadar keimanan seseorang, sekaligus membuktikan kepada Yang Maha Kuasa, bahwa kita termasuk orang-orang yang beriman, bukan termasuk orang-orang yang berdusta.

No comments:

Post a Comment

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com