Friday, June 2, 2017

Pidato Ir. Soekarno 1 Juni 1945



Penetapan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila menuai pro dan kontra. Bagi sebagian yang pro menganggap bahwa pada tanggal tersebut (1 Juni 1945) Ir. Soekarno mengungkapkan gagasannya tentang Pancasila. Sedangkan bagi yang kontra berasumsi bahwa pada tanggal tersebut hanya merupakan sebuah proses, bukan hasil akhir, karena penetapan Pancasila sebagai dasar negara disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, itu pun rumusannya berbeda dengan yang diungkapkan Soekarno. Terlepas dari pro dan kontra mengenai penetapan 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila, patut dicermati tentang sejarah singkat proses perumusan Pancasila pada tanggal tersebut.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato dalam sidang BPUPKI pertama tentang perumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Beliau berpidato secara lisan tanpa teks. Usulan dasar negara yang Beliau sampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 terdiri atas lima prinsip yang intinya sebagai berikut:

  1.  Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia
  2.  Internasionalisme atau perikemanusiaan
  3. Mufakat atau demokrasi
  4. Kesejahteraan sosial
  5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan)



Gambar 1 Pidato Soekarno pada Sidang BPUPKI
Sumber: detik.com
Lima prinsip yang diusulkan Soekarno diberi nama “Pancasila” atas saran temannya yang ahli bahasa, namun sayangnya tidak disebutkan nama seorang ahli bahasa tersebut. Usulan nama Pancasila secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI. Atas dasar hal tersebut, dahulu sebagian orang meyakini setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Hal ini kemudian dipertegas oleh Pemerintah RI saat ini melalui Keppres No. 24 Tahun 2016 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo dengan menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional yakni hari lahir Pancasila.
Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila Pancasila dapat diperas menjadi “Trisila” dengan rumusan sebagai berikut:

  1.  Sosio nasional yaitu nasionalisme dan internasionalisme
  2. Sosio demokrasi yaitu demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
  3. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dari Trisila dapat diperas kembali menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang intinya adalah “gotong royong”.
Kemudian dalam pidatonya, Soekarno juga mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia atau “philosophische grandslag”. Selain itu Pancasila juga merupakan pandangan dunia yang setingkat “weltanschauung”, sehingga atas dasar itu perlu didirikan negara Indonesia. Beliau pula menguraikan perbandingan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideologi-ideologi besar dunia seperti liberalisme, komunisme, chauvinisme, kosmopolitisme, San Min Chu I dan ideologi besar dunia lainnya.
Dari uraian di atas, dijadikan landasan historis penetapan hari lahir Pancasila dengan mempertimbangkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia perlu diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi sebagai upaya kelestarian dan pengamalan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Daftar Pustaka
Gerbang, Eyang. (2014). Akar Permasalahan NKRI Carut Marut dan Solusi Rekonstruksi Bangsa dan NKRI. Bandung: Pustaka Mandiri.
Kaelan. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Murwanti, dan Yuwono, Teguh. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurbayani, Siti. Tt. Pendidikan Pancasila. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sunarso, dan Kusumawardhani, Anis. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 6: Untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

No comments:

Post a Comment

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com