Tuesday, December 22, 2015

Kasih Ibu, Gratis

Cinta sejati adalah cinta seorang ibu pada anaknya…

Teringat sebuah cerita yang pernah saya baca, yang sampai saat ini selalu membuat terharu. Terlebih di hari ibu (mother day) saat ini. Meskipun diungkapkan dengan bahasa sendiri dengan perubahan di sana-sini oleh penulis, semoga saja tidak mengurangi isi yang ingin disampaikan…
“Syifa, tolong bantu ibu mencuci piring!”seru seorang ibu kepada anaknya yang beranjak remaja.
“Ya, nanti bu.”Jawab Syifa dengan wajah menekuk sambil memainkan gadget.
“Syifa, tolong bantu ibu memasak!”seru seorang ibu lagi.
“Aaaah, malas Bu …”. Jawab Syifa dengan muka cemberut.
“Syifa, ambilkan air minum buat tamu !” Seru Ibu di lain kesempatan.
“Kenapa ga suruh pembantu saja siiih” Sahut Syifa dengan nada tinggi.
“Syifa, belajar, jangan menonton TV terus ! bukannya besok ulangan?” Ajak ibu lagi.
“Cereweet amat sih” Umpat Syifa.
Kemudian Syifa masuk ke dalam kamarnya, meraih selembar kertas karton dan spidol. Dituliskannya sesuatu dalam karton tersebut.
MENCUCI PIRING            : RP.10000
MEMASAK                          : Rp 20000
MENGAMBIL AIR             : RP 10000
BELAJAR                               : RP 20000
MENGEPEL                         : RP 50000
…DST
Diberikannya tulisan tersebut kepada ibunya. Dengan raut muka yang tenang, kemudian Ibu tersebut membalikan karton, meraih spidol, dan menuliskan sesuatu pula pada sisi yang kosong…
MENAHAN MUAL KETIKA MENGANDUNGMU, GRATIS
MENGANDUNGMU SEMBILAN BULAN, GRATIS
MEMBERSIHKAN KOTORANMU KETIKA BAYI, GRATIS
MENGAJARIMU BERBICARA DAN BERJALAN, GRATIS
MERAWATMU KETIKA SAKIT, GRATIS
MEMBESARKANMU SAMPAI SEKARANG, GRATIS
MENCUCI DAN MENYETRIKA PAKAIANMU, GRATIS
MENYIAPKAN MAKAN DAN SARAPANMU, GRATIS
MENYAYANGI DAN MENCINTAIMU, SELAMANYA GRATIS…
Ketika merenungi tulisan ibunya tersebut, Syifa diam sejenak, menitikkan air mata. Kemudian memeluk mesra ibunya.
“Maafkan Aku bu, aku menyayangi ibu selamanya…”. Akhirnya mereka saling berpelukan dengan tetes air mata di lesung pipitnya.
Cerita di atas sesungguhnya merupakan sebuah refleksi diri untuk senantiasa berbuat sabar dan ikhlas dalam merawat ibu kita, sebagaimana seorang ibu sabar dan ikhlas sepenuh hati merawat kita sewaktu kecil. Seringkali kita naik pitam dan memarahi mereka, ketika mereka berbuat salah atau salah mendengar karena penurunan fungsi organ-organ tubuhnya. Tetapi renungilah bagaimana sabarnya seorang ibu, berulang-ulang mengajar kita berbicara dan berjalan, tanpa berhitung seberapa banyak kesalahan yang kita lakukan.

Ibu Menuntun Anak
Sumber: Penulis
Ketika kita sakit, mereka senantiasa berdoa dan berikhtiar untuk kesembuhan kita, apa pun caranya. Sementara ketika mereka jompo, di masa-masa akhir menderita sakit menahun, sang anak terkadang malah berdoa untuk kepulangannya ke pangkuan Allah, daripada harus menderita merasakan sakit.
Untuk kegagalankarir, cita dan cinta pun, kita harus introspeksi sikap kita terhadap orang tua. Karena ridha Allah ada pada ridha orang tua. Sudah sepatutnya kita senantiasa mendengar nasihatnya selama itu tidak bertentangan dengan kaidah agama. Tidak jarang kemarahan seorang ibu pada hakikatnya adalah jelmaan dari kasih sayangnya. Untuk itu marilah…
Mulai saat ini ….kita perlakukan ibu kita lebih baik dengan penuh kasih sayang ….
Mulai sekarang… hindari perkataan dan perbuatan yang dapat menyinggung perasaannya…
Mulai dari hal yang terkecil…berikanlah kebahagiaan dan senyuman sepanjang hari melalui persembahan terbaik kita, prestasi kita dan keberhasilan-keberhasilan hidup yang dapat membanggakannya….
Maafkanlah kami ibu, selama ini belum dapat memberikan tempat terindah, belum bisa membahagiakanmu sepenuh hati ….
Cinta dan kasih sayangmu adalah keikhlasan sejati yang tidak akan pernah ternilai, karena selamanya tidak akan pernah terganti dengan materi dan perlakuan kami ….
Selamat hari ibu ….

No comments:

Post a Comment

 

www.guraru.org

Guru Berbagi

Blogroll

Usep Saefuddin

Email :Saefuddin.usep1708@gmail.com