If you have a clear vision you will even forget
your breakfast (Apabila anda
telah memiliki visi yang jelas, anda akan lupa dengan makan pagi anda).
Bill Gates
Kekuatan Visi
Semua orang memiliki visi, impian, tujuan, cita-cita dan harapan atau
apa pun istilahnya. Visi merupakan faktor pembeda antara manusia dengan makhluk
lainnya. Visi merupakan rangsangan penggerak motivasi hidup manusia. Dengan
visi, membuka suara hati untuk bisa bangkit dan maju, karena visi atau tujuan menentukan
hidup kita berbeda dan lebih baik.
Visi yang efektif bukan hanya sekedar visi. Seorang seniman terkenal,
Pablo Picasso mengungkapkan bahwa, “langkah pertama adalah impian”. Peribahasa
Cina mengemukakan bahwa, “perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pertama”.
Visi yang efektif dalam motivasi hidup, setidaknya memenuhi kriteria sebagai
berikut
- Membangkitkan semangat
- Mempengaruhi efek emosional yang kuat
- Menjadikan kendala sebagai chalIenge bukan halangan
Sehingga tidak berlebihan, karena pentingnya sebuah visi atau tujuan,
jika pendiri Microsoft (Bill Gates)
mengungkapkan bahwa, “If you have a clear
vision you will even forget your breakfast (Apabila anda telah memiliki
visi yang jelas, anda akan lupa dengan makan pagi anda).
Makna Guru Visioner
Guru visioner adalah guru yang senantiasa berorientasi pada tujuan
pendidikan. Guru visioner yaitu guru yang selalu bersandar pada landasan
filosofis pendidikan yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa. Guru visioner adalah guru yang senantiasa mengembangkan diri
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai upaya meningkatkan kinerja guru,
kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Gambar 1. Peningkatan Kompetensi Guru
Sumber: Penulis
Ada empat kriteria berkaitan dengan visi guru menurut Anies Baswedan,
meliputi:
- Mengajar (to teach)
- Mendidik (to educate)
- Menginspirasi (to inspire)
- Menggerakan (to move)
Mengajar (to teach)
Implementasi visi guru mengajar, guru melakukan transfer of knowledge (mentransfer ilmu pengetahuan) kepada peserta
didik, memberikan informasi secara faktual tentang kebenaran suatu teori atau
ilmu serta memprediksi fenomena alam dan sosial ditinjau dari ilmu pengetahuan
yang dimiliki. Kompetensi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi ini adalah
kompetensi profesional guru yakni memahami materi/bahan ajar dan struktur ilmu.
Mendidik (to educate)
Implementasi visi guru mendidik, guru melakukan transfer of values (mentransfer nilai-nilai) kebaikan, menanamkan
karakter atau sikap, baik sikap spiritual keagamaan maupun sikap sosial dalam
upaya memanusiakan peserta didik sehingga membantu menyelesaikan masalahnya
dalam kehidupan. Kompetensi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi ini adalah
kompetensi pedagogik dalam memahami karakteristik peserta didik, melakukan
proses pembelajaran yang mendidik dan penguasaan terhadap ilmu mendidik serta
teori belajar.
Menginspirasi (to Inspire)
Implementasi visi guru menginspirasi, guru mampu membangun karakter
positif dan komunikasi yang efektif untuk dirinya, peserta didiknya, teman
sejawatnya, dan lingkungannya, baik lingkungan pendidikan maupun lingkungan
masyarakat dalam menginspirasi menuju kualitas kehidupan yang lebih baik. Guru
dalam konteks menginspirasi adalah menjadi contoh teladan (role model) yang akan senantiasa digugu dan ditiru, sehingga
kompetensi yang dibutuhkan adalah kompetensi kepribadian dan sosial.
Menginspirasi peserta didik, guru dituntut untuk senantiasa memiliki
ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, keteladanan, kearifan, kestabilan,
kejujuran dan kedisiplinan. Kemampuan kepribadian ini dijabarkan dalam sikap
dan tindakan sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia.
Kepribadian baik yang ditampilkan seorang guru akan menunjukan pribadi
yang dewasa dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, sehingga dapat menunjukan
etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, serta rasa bangga menjadi guru.
Menggerakkan (to move)
Menggerakan memiliki pengertian mampu menggerakan orang lain. Dalam
konteks edukasi, berarti guru yang mampu menggerakan peserta didik dan
lingkungannya untuk berbuat lebih baik dan melakukan tindakan yang positif
sekaligus produktif yang berguna bagi kemajuan sekolah, bangsa, negara dan
agama. Visi menggerakkan menuntut guru untuk memiliki kompetensi sosial yang
tinggi, yakni berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat secara persuasif untuk
melakukan tindakan-tindakan secara sukarela yang berhubungan dengan kemajuan
pendidikan.
Implementasi Guru Visioner
Sebagai guru yang memiliki visi dan arah ke depan, guru visioner
senantiasa mengembangkan peserta didik untuk senantiasa menjadi anak yang inovatif.
Seorang psikolog pendidikan, Dien Nurdini Nurdin, M.Psi dalam Birgitta Ajeng yang
dimuat Intisari, edisi November 2013, mengungkapkan bahwa untuk mendidik dan
menumbuhkan peserta didik menjadi anak yang inovatif, maka seyogianya
mengimplementasikan empat hal berikut ini, yaitu: a) membuka diri dengan sikap
inovasi peserta didik, b) merangsang peserta didik pada kegiatan yang
membutuhkan daya cipta, c) melatih kepekaan peserta didik terhadap lingkungan
sekitar, dan d) memberikan pengalaman baru yang beragam kepada peserta didik.
Membuka diri dengan sikap
inovatif peserta didik
Guru seringkali mendapati seorang peserta didik yang sering bertanya
sehingga membuat guru kesal. Padahal justru peserta didik tersebut memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, yang cenderung mengarah kepada berpikir inovatif.
Begitu pun sikap mereka ketika gaduh dalam praktikum, bernyanyi di kelas, atau
aktif pada suatu kegiatan pembelajaran tertentu, sikap guru visioner yang
pertama adalah membuka diri untuk pengembangan potensi peserta didik.
Merangsang peserta didik pada
kegiatan yang membutuhkan daya cipta
Setelah membuka diri, sikap guru visioner selanjutnya adalah
memfasilitasi dengan mengembangkan metode pembelajaran yang menarik, yang dapat
merangsang inovasi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya
mengajak peserta didik dalam pembelajaran di luar kelas, mengembangkan
keterampilan mengajar berbasis penugasan atau proyek, mengembangkan metode
permainan dalam berbagai mata pelajaran yang diajarkan.
Melatih kepekaan peserta didik
terhadap sekitar dan memanfaatkan barang yang sudah ada
Arahkan peserta didik untuk peduli terhadap isu lingkungan hidup.
Tanamkan dan biasakan diri untuk melakukan tindakan 3 R (reuse, recycle, reduce). Prinsip reuse artinya menggunakan
kembali barang yang masih bisa digunakan, misalnya mengisi kembali kemasan
botol minuman. Prinsip recycle artinya
mendaur ulang sesuatu menjadi sesuatu yang berguna, misalnya kemasan botol
minuman dibentuk menjadi benda pakai sekaligus benda seni berupa tempat pensil
dengan modifikasi dan nilai artistik pada beberapa bagian botol. Reduce artinya mengurangi potensi
pencemaran, misalkan menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, mematikan lampu
yang tidak digunakan, belanja mengurangi penggunaan kantong plastik dalam
penyimpanan barang belanjaan.
Memberikan pengalaman baru yang
beragam kepada peserta didik
Pengalaman baru yang dimaksud adalah aktivitas pembelajaran yang
mengembangkan daya kreatif dan inovatif peserta didik. Pengalaman yang dapat
merangsang peserta didik untuk berpikir out
of box (di luar pemikiran pada umumnya) seperti menciptakan sesuatu dari
barang bekas, berkebun, berkemah, membuat alat yang dapat menjadi jawaban
permasalahan dewasa ini misal alat penjernih air sederhana, masker anti polusi,
pemanfaatan kompos sebagai energi alternatif dan sebagainya.
Itulah sekelumit tentang guru visioner dan implementasinya dalam proses
pembelajaran, semoga guru-guru di Indonesia senantiasa menjadi guru visioner
yang melakukan tugas pokok dan fungsinya dalam mengajar, mendidik,
menginspirasi dan menggerakan. Guru yang akan senantiasa menjadi contoh teladan
bagi peserta didik dan lingkungannya. Guru yang akan selalu mengembangkan potensi
peserta didik untuk memiliki sikap inovatif dalam kehidupan.
No comments:
Post a Comment